Opini: Bully oh Bully

Batara.info | Bully, dalam Bahasa Inggris Bullying (perundungan), secara bahasa dapat diartikan penindasan dengan cara mengolok-ngolok lalu menggunakan kekerasan untuk mengintimidasi.

Akhir-akhir ini kita kembali disuguhkan video-video menyedihkan tentang pembullyan anak-anak muda kita, baik di sekolah ataupun di lingkungannya. Prihatin, miris, kok bisa? Kalau mau lebih luas lagi melihat, pembullyan memang ada dimana-mana, bahkan dari usia TK sudah bisa kita dapati. Kita cuma bisa banyak-banyak beristighfar.

banner 336x280

Saya bukan ahli psikologi yang bisa membahas secara aspek kejiwaan masalah Bullying ini. Namun sebagai praktisi pendidikan, pemilik sekolah dan pengasuh pondok, saya bisa menarik benang merah… bahwa pelaku pembullyan adalah anak-anak yang orangtuanya “bermasalah”.

“Bermasalah bagaimana Pak Ustadz, rumah tangga saya baik-baik saja kok?” …hhhmmm, bisa jadi baik-baik saja, tapi pasti Ayu ting ting beli terong, there’s something wrong. Memang, RT yang tidak harmonis, pertengkaran ortu bahkan sampai perceraian akan lebih berpotensi menyebabkan perilaku menyimpang dari anak-anak, namun ternyata orangtua yang jarang bertengkarpun, sang buah hati bisa saja menjadi seorang Pembully.

Ya… orangtua yang sering mengintimadasi anak, memaksakan kehendak kepada anak, membandingkan anak, menjatuhkan mental anak, kurang perhatian kepada anak, memanjakan anak, menuruti semua keinginan anak, terlalu sibuk hingga jarang mendengarkan dan bermain bersama anak, dan sebagainya dan sebagainya adalah bekal yang cukup bagi seorang anak menjadi pembully di sekolah dan lingkungannya.

Jadi, ini semua adalah teguran keras bagi seluruh orangtua di Indonesia untuk lebih perhatian kepada anak-anaknya, untuk terus belajar menjadi orangtua yang baik… karena kita tidak mungkin mendidik anak-anak kita seperti jaman dulu kita dididik oleh ortu kita, namun didiklah anak kita sesuai dengan jamannya.

Yuk Ayah Bunda, perbaiki pola pengasuhan kita, agar anak-anak kita menjadi anak sholih/ah, investasi orangtuanya menuju surga. Aamiin.

Oleh: Ustadz Hilmi Firdausi (Founder SIT Daarul Fikri)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *