Batara.info | Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Sodikun menyayangkan selama Debat Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024 tidak satu pun calin yang mengangkat isu tentang narkoba.
Hal ini disampaikan Kyai Sodikun saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Review Buku Good Bye Narkoba yang digelar oleh Gerakan Nasional Anti Narkoba (Ganas Annar) MUI.
Kyai Sodikun menjelaskan, efek negatif dari narkoba sangat membahayakan tidak hanya secara individu, tetapi lingkungan, bangsa, dan agama.
Kegiatan yang membedah buku yang ditulis mantan pecandu narkoba bernama Ahmad Sabilal Muhtadin atau yang akrab disapa Bang Bilal ini dinilai merupakan langkah strategis.
Kyai Sodikun menekankan, hal ini perlu diefektifkan untuk menjadi benteng agar penyabaran narkoba tidak masif. Mengingat, penyebaran narkoba yang masif ini dapat menyasar siapa saja, termasuk kalangan terpelajar.
“Bagaimana sih upaya-upaya membentengi diri dari narkoba. Karena ini bukan hanya menyasar yang tidak berpendidikan, tapi yang berilmu pengetahuan juga terpapar,” kata Kyai Sodikun di Aula Buya Hamka, Kantor MUI, Jakarta Pusat, Rabu (7/2/2024).
Imbasnya, lanjut Kyai Sodikun, tidak sedikit dari para calon pemimpin bangsa di masa depan yang menjadi korban. Oleh karena itu, Kyai Sodikun menilai, kehadiran pemerintah menjadi keharusan untuk mencegah kejahatan ini.
“Sayangnya debat presiden tidak mengangkat persoalan ini,” tegasnya.
Kyai Sodikun mengaku, telah hadir dua kali dalam debat capres dan cawapres mewakili MUI. Tetapi dalam debat tersebut, para panelis debat dinilai tidak peka terhadap persoalan tersebut.
Menurutnya, salah satu panelis yang seharusnya dihadirkan adalah Ketua Ganas Annar MUI Titik Haryati jika mengangkat persoalan narkoba. Tetapi sayangnya, persoalan tersebut tidak diangkat.
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Ganas Annar MUI Pusat dengan MUI Provinsi Kalimantan Barat. [MUI/ary]