Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat
Batara.Info – Presiden Soekarno punya andil dalam mendirikan Golongan Karya (Golkar) dengan sebutan lengkapnya Sekretarit Bersama (Sekber Golkar).
Seperti dilansir Tirto.id yang terbit 11 Aug 2017 dan diperbarui 12 Nov 2017. Selama ini, kebanyakan dari kita mengenal Golkar hanya sebatas “partainya Orde Baru”, “mesin politik Soeharto”, “partai lama pro-pemerintah” atau “partai anti-Orde Lama”. Tapi mengabaikan fakta bahwa Golkar muncul melalui proses politik panjang jauh sebelum Orde Baru berkuasa, dan menutup mata dari ironi bahwa ia lahir justru dari sosok yang selama ini ditentangnya Soekarno.
Sejak Orla dan Orba disebut Golkar dengan 6 Ketua Umum. Djuhartono (1964 -1969), Suprapto Sukowati (1969 -1973), Amir Murtono (1973 – 1983), Sudharmono (1983 -1988), Wahono (1988 -1993) dan Harmoko (1993 -1998).
Era reformasi, harus ditulis Partai Golkar. Sudah enam (6) Ketum Dihasilkan : Akbar Tanjung (11 Juli 1998 – 2004), Jusuf Kalla (19 Desember 2004 – 9 Oktober 2009), melahirkan dua versi versi Bali dan Ancol, Aburizal Bakrie (9 Oktober 2009 – 17 Mei 2016), Agung Laksono (2014 – 17 Mei 2016), Setya Novanto (17 Mei 2016 – 13 Desember 2017), Airlangga Hartarto (13 Desember 2017 – 4 Desember 2019, 4 Desember 2019.
Bahkan partai beringin bewarna kuning ini, saat puncak gelombang reformasi, banyak yang teriak untuk dibubarkan. Bahkan, gerogotan partai ini terjadi luar-dalam dan sempat terlempar dari penguasa tertinggi politik Indonesia. Namun, hingga saat ini, Golkar tetap berada dipanggung kekuasaan. Dan, mondar-mandir di sekitar kekuasaan.
25 tahun partai ini eksis. Setiap periode kekuasaan selalu ada 3 – 4 menterinya. Wapres hingga Presiden diusung dan jadi. JK, Jokowi, Prabowo – Gibran adalah sosok yang dihasilkan partai yang berkantor pusat di Anggrek Neli Murni, Slipim Jakarta Barat.
Tambahan lainnya, Gerindra dan Hanura lahir dari rahim politik partai Golkar.