Batara.info | Sejarah mobil hybrid pertama kali dimulai pada tahun 1900-an dengan menggabungkan mesin bensin dengan motor listrik. Namun, mobil hybrid yang seperti sekarang ini baru mulai populer pada akhir tahun 1990-an, ketika beberapa produsen mobil mulai mengembangkan mobil hybrid masal.
Sedangkan sejarah mobil listrik berawal dari abad ke-18 saat banyak ilmuwan dari Hungaria, Belanda, dan Amerika Serikat yang berfokus pada konsep kendaraan bertenaga baterai dan mulai membuat membuat mobil listrik dalam skala kecil. Di tahun 1832, muncul pria Inggris bernama Robert Anderson yang mengembangkan mobil roda tiga menggunakan baterai listrik. Temuan inilah yang dicatat sebagai mobil bertenaga listrik pertama.
Seiring perkembangannya di akhir abad ke-18, terciptalah mobil bertenaga listrik yang mampu menampung sampai enam orang penumpang dengan kecepatan 22 km/jam buatan William Morrison. Mobil bertenaga listrik ini kemudian mulai muncul di New York, sampai tercatat 60 armada taksi yang menggunakan mobil listrik di masa itu.
Di sisi lain, pada tahun 1898, Ferdinand Porsche juga menciptakan mobil hybrid yang menggunakan listrik dan bensin sebagai sumber utama energinya. Memasuki abad ke-19, tercatat mobil listrik mencapai kejayaannya meski masih banyak yang menggunakan kereta kuda sebagai transportasi utama.
Mobil hybrid dan mobil listrik adalah dua jenis kendaraan yang berbeda dalam hal teknologi penggerak dan sumber energinya. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:
Sumber Energi:
Mobil Hybrid: Mobil hybrid menggunakan dua atau lebih sumber energi, biasanya mesin pembakaran dalam (bensin atau diesel) dan motor listrik. Energi penyimpanan tambahan seperti baterai digunakan untuk menyimpan energi yang dihasilkan selama pengereman atau dari mesin pembakaran dalam.
Mobil Listrik: Mobil listrik sepenuhnya bergantung pada motor listrik dan baterai sebagai sumber energi. Mereka tidak memiliki mesin pembakaran dalam dan sepenuhnya ditenagai oleh baterai listrik.
Penggunaan Bahan Bakar:
Mobil Hybrid: Mobil hybrid menggunakan bahan bakar konvensional seperti bensin atau diesel, tetapi dengan efisiensi yang lebih tinggi karena bantuan motor listrik.
Mobil Listrik: Mobil listrik sepenuhnya menggunakan listrik sebagai sumber energi, sehingga mereka tidak menghasilkan emisi langsung saat beroperasi.
Kinerja dan Jarak Tempuh:
Mobil Hybrid: Karena mereka menggunakan mesin pembakaran dalam dan motor listrik, mobil hybrid biasanya memiliki jarak tempuh yang lebih panjang dibandingkan mobil listrik murni. Mereka juga biasanya lebih cepat mengisi ulang dan tidak terlalu tergantung pada infrastruktur pengisian listrik.
Mobil Listrik: Mobil listrik murni biasanya memiliki kinerja yang baik dalam hal akselerasi dan sering kali lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi saat beroperasi. Namun, jarak tempuhnya terbatas oleh kapasitas baterai dan infrastruktur pengisian yang tersedia.
Infrastruktur Pengisian:
Mobil Hybrid: Mobil hybrid tidak memerlukan infrastruktur pengisian listrik khusus karena mereka dapat diisi dengan bahan bakar konvensional di pompa bensin.
Mobil Listrik: Mobil listrik memerlukan infrastruktur pengisian listrik khusus untuk mengisi ulang baterai mereka. Ini bisa menjadi tantangan terutama di daerah yang belum banyak dilengkapi dengan stasiun pengisian.
Biaya dan Perawatan:
Mobil Hybrid: Mobil hybrid umumnya memiliki biaya awal dan perawatan yang lebih rendah dibandingkan mobil listrik murni. Mereka juga tidak memerlukan penggantian baterai sebesar mobil listrik.
Mobil Listrik: Mobil listrik sering kali memiliki biaya awal yang lebih tinggi karena teknologi baterai yang mahal, meskipun biaya operasional dan perawatan jangka panjang dapat lebih rendah karena kurangnya pemeliharaan mesin pembakaran dalam dan bahan bakar.
Pemilihan antara mobil hybrid dan mobil listrik biasanya tergantung pada preferensi pribadi, kebutuhan penggunaan kendaraan, dan faktor-faktor seperti jarak tempuh harian, akses ke infrastruktur pengisian listrik, dan ketersediaan bahan bakar. [ary]