Airlangga Beri Tanggapan Soal Film ‘Dirty Vote’

Batara.info | Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menyebut film Dirty Vote merupakan kampanye hitam atau black campaign.

Tanggapan film dokumenter berjudul Dirty Vote yang disampaikan Airlangga disampaikan melalui sebuah video yang diunggah akun Youtube Refly Harun pada 11 Februari 2024 lalu.

banner 336x280

Dalam film dokumenter berdurasi hampir 2 jam itu, memuat skenario terkait dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Ketua Umum Golkar sekaligus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia itu menyebut film Dirty Vote merupakan kampanye hitam atau black campaign.

“Itu kan namanya black movie, black campaign, ya kalau itu kan nggak perlu dikomentari,” kata Airlangga kepada wartawan Senin 12 Februari 2024.

Airlangga juga menambahkan bahwa film dokumenter tersebut sebagai black movie, karena dipublikasikan saat sudah memasuki masa tenang pada 11-13 Februari 2024.

“Jangan dibuat keruh, Kita negara demokrasi terbesar setelah Amerika Serikat dan India. Jadi ya kita dorong aja pemilu sesuai dengan mekanisme yang ada,” tandasnya.

Film Dirty Vote kini banyak diperbincangkan di jagad media sosial sejak hari pertama diunggah di berbagai media sosial.

Bukan tanpa alasan, film tersebut sukses menguncang jagat maya karena mengungkap data-data dugaan kejadian pada Pemilu 2024.

Namun, secara mengejutkan, film yang tayang di YouTube pada Minggu, 11 Februari 2024 tiba-tiba ‘hilang’ dari hasil pencarian di platform milik Google tersebut.

Tentu saja, hal ini menimbulkan spekulasi tentang alasan hilangnya film karya sutradara Dandhy Laksono tersebut.

Hingga hari ini Selasa 13 Februari 2024, Dirty Vote menjadi trending topic di X dengan jumlah kicauan lebih dari 500 ribu.

Adapun film Dirty Vote menampilkan 3 pakar hukum yakni Feri Amsari, Zainal Arifin Mochtar, dan Bivitri Susanti.

Ketiganya memberikan pernyataan terkait dugaan kecurangan pemilu tahun ini. [Golkar/ary]

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *