Batara.info | Setelah Universitas Indonesia (UI), kali ini giliran Universitas Gadjah Mada (UGM) membuka panggung adu gagasan para bakal calon presiden (Bacapres) Pilpres 2024 di Kampus UGM, Yogyakarta (19/9/2023). Dalam acara bertajuk “Bacapres Bicara Gagasan” ini, ketiga kandidat tampil bergantian untuk menyampaikan gagasannya untuk kemudian diperdalam oleh pertanyaan dari para dosen dan mahasiswa.
Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, panggung-panggung adu gagasan yang digelar di kampus menjadi tradisi yang sangat baik pada Pilpres 2024. Dirinya mengharapkan, selain UI dan UGM, kampus-kampus lain terutama di luar Pulau Jawa juga membuka panggung untuk para bacapres untuk menyampaikan gagasannya, sekaligus “dikuliti” sejauh mana gagasan tersebut ideal dan masuk akal untuk Indonesia ke depan.
“Dengan dibolehkannya kampus menjadi tempat untuk ‘menguliti’ gagasan bahkan rekam jejak para kandidat presiden dan peserta pemilu lainnya, maka saya meyakini Pemilu 2024 ini akan lebih berkualitas. Pemilu 2024 ini akan diwarnai dan didominasi adu gagasan dan rekam jejak bukan adu sentimen apalagi kebencian. Mengingat kampanye baru dimulai sekitar November, maka panggung adu gagasan di kampus sangat pas sebagai ‘pemanasan’ sebelum kampanye. Semakin banyak kampus yang menggelar panggung adu gagasan bacapres semakin baik,” ujar Fahira Idris di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta (20/9/2023).
Menurut Fahira Idris, dari beberapa rangkaian acara adu gagasan bacapres di Kampus, beberapa isu krusial belum tersentuh secara mendalam. Beberapa diantaranya misalnya soal solusi sengkarut penerimaan peserta didik baru (PPDB) Zonasi yang hampir terjadi di semua daerah, ruwetnya layanan transportasi publik di kota-kota besar selain Jakarta, penguatan otonomi daerah pasca lahirnya UU Cipta Kerja, Omnibus Law UU Kesehatan yang mendapat penolakan luas, strategi menstabilkan harga kebutuhan pokok, reformasi sistem jaminan sosial, tata kelola laut untuk mengakhiri pencurian ikan oleh kapal asing di perairan Indonesia dan isu-isu penting lainnya.
“Isu penting lainnya yang belum tersentuh adalah soal geopolitik global dan seperti apa narasi besar Indonesia untuk perdamaian dan ketertiban dunia. Oleh karena itu, semakin banyak kampus yang menggelar panggung adu gagasan bacapres, semakin baik untuk pendidikan pemilih dan meningkatkan kualitas pilpres yang sudah di depan mata,” pungkas Senator Jakarta ini. [ary]