Ketua Umum DPP PDI-P, Megawati Soekarnoputeri
Batara.Info – Reformasi 1998, yang berhasil melengserkan Presiden RI ke-2, Soeharto, membuat Pileg dipercepat menjadi dua tahun, 1999. Seharusnya tahun 2002 Pileg itu dilaksanakan.
Tanggal 7 Juni tahun 1999 diadakan Pileg untuk memilih 462 parlemen Senayan, puluhan partai pun ikut. Hasilnya, PDI-P yang Ketua Umumnya Megawati Soekarnoputeri meraup suara terbanyak dengan 153 dari 462.
Empat (4) bulan kemudian, tepatnya 20 Oktober 1999, dilakukan pemilihan bukan satu paket (Presiden dan Wapres), tetapi Presiden. Cara pemilihannya pun masih menggunakan format orde baru, yaitu melalui wakil rakyat di parlemen. Hasilnya, Gus Dur terpili sebagai Presiden RI ke-4. Sehari kemudin, 21 Oktober 1999 dilakukan pemilihan Wapres, hasilnya Megawati menjadi Wapres RI k-8.
Tak butuh waktu lama, hanya 2 tahun, ketika Gus Dur dilengserkan, Ibunda Puan Maharani menggantikan ayahnya Yenny Wahid sebagai Presiden RI ke-5 (23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004).
Kakak Guruh Soekarnoptera ini menjadi nakhoda utama partai Banteng Moncong Putih, dan Pileg 2004 meraih 109 kursi dari 550. Kemudian anak biologis dan ideologis Soekarno ini pun ikut Pilpres 2004, berpasangan dengan KH Hasyim Muzadi, hasilnya kalah dari SBY – JK. Membantu pemerintah dari luar kabinet, walaupun Indonesia tak mengenal oposisi, tetapi kader PDI-P tak menjadi menteri.
Penasaran dengan kekalahan di Pilpres 2004, yang dikalahkan oleh anak buahnya saat ia mejadi Presiden, yaitu SBY. Maka adik Guntur Soekarnoputera, ikut Pilpres 2009 untuk kedua kalinya, yang saat itu jumlah kursi yang diraih PDI-P 106 dari 560. Walaupun Indonesia tak mengenal oposisi, tetapi kenyataannya, Megawati mewanti-wanti agar kadernya tak masuk di kabinet.
Pilpres 2014, PDI-P masih dibawah ketua umumnya Megawati, mengusung Jokowi -JK. Hasilnya, menang dan efeknya 109 dari 560, menjadi pemenang pertama Pileg. Empat (4) sampai lima (5) menteri masuk di kabinet Jokowi – JK.
Untuk kedua kalinya, di Pilpres 2019, bos utama partai banteng moncong putih, Megawati masih mengusung Jokowi, tetapi pasangan bukan dengan JK, KH Ma’aruf. Hasilnya, menang, efeknya selain mendapat 124 kursi dari 575, Puan menduduki kursi Ketua DPR, karena UU MD3 dikembalikan ke format aslinya. Partai pemenang pileg, berhak menjadi Ketua DPR. Empat (4) sampai lima (5) menteri masuk di kabinet Indonesia Maju.
Nah, 2024 menjadi ‘petaka’ bagi PDI-P, di Pilpres ini, Megawati mengusung Ganjar – Mahfud. Sementara Jokowi yang karena UU tak boleh lagi maju, menjatuhkan pilihannya pada Prabowo – Gibran. Hasilnya, Ganjar kalah, dan suara PDI-P di pileg 2024 walaupun urutan pertama, tapi turun drastis menjadi 110 dari 580.
Yang jelas, 24 tahun lebih ( 1 April 2000 – Sekarang) Megawati berkuasa di PDI-P (baca ; partai yang lahir dari rahim reformasi). Selain menjadi Wapres RI ke-8 dan Presiden RI ke-4, juga menghantarkan ayahanda Gibran sebagai Presiden dua periode (2014 – 2019 dan 2019 -2024).