Tingkat Membaca di ASEAN 2025 : Indonesia Mulai Naik, Peluang Menjadi Pusat Literasi Asia Tenggara

Editor : Gembong Wiroyudo

Diolah dari berbagai sumber

Batara.info — Cahaya Kebajikan Bangsa
Jakarta, 21 November 2025

Tingkat membaca masyarakat Asia Tenggara menunjukkan tren positif pada 2025, dengan sejumlah negara mencatat rata-rata lebih dari lima buku per orang per tahun. Data komparatif yang dihimpun dari sumber publik internasional menunjukkan Singapura masih berada di posisi teratas, namun Indonesia mulai menembus papan atas dan menunjukkan potensi besar sebagai kekuatan literasi di kawasan.

Singapura Teratas, Indonesia Mulai Menanjak

Berdasarkan perkiraan data 2024–2025, rata-rata jumlah buku yang dibaca masyarakat per tahun di ASEAN sebagai berikut:

Singapura: 6,72 buku/tahun

Thailand: 6,37 buku/tahun

Indonesia: 5,91 buku/tahun

Filipina: 5,59 buku/tahun

Vietnam: 5,54 buku/tahun

Malaysia: 5,49 buku/tahun

Kamboja: 3,52 buku/tahun

Meskipun Indonesia berada di posisi ketiga, jaraknya dengan Thailand dan Singapura sangat tipis. Tren ini menunjukkan meningkatnya minat membaca, terutama akibat tumbuhnya akses buku digital, meningkatnya kegiatan literasi di sekolah, serta peran komunitas dan media sosial seperti BookTok yang mendorong kebiasaan membaca generasi muda.

Mengapa Indonesia Perlu Unggul dalam Tingkat Membaca?

Penguatan budaya membaca bukan hanya menjadi indikator peradaban, namun juga memiliki dampak strategis bagi pembangunan bangsa. Setidaknya ada lima keuntungan besar jika Indonesia mampu menjadi negara dengan tingkat membaca tertinggi di ASEAN:

  1. Peningkatan Kualitas SDM Nasional

Tingkat membaca yang tinggi berbanding lurus dengan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan problem-solving. SDM yang kuat akan mendorong daya saing nasional, terutama dalam menghadapi ekonomi berbasis pengetahuan.

  1. Perekonomian Berbasis Literasi akan Tumbuh

Industri penerbitan, percetakan, edukasi digital, dan kreatif akan berkembang pesat. Negara yang maju literasinya biasanya mengalami percepatan pertumbuhan di sektor ekonomi kreatif, riset, dan inovasi.

  1. Stabilitas Sosial dan Kemampuan Berpikir Rasional

Masyarakat yang terbiasa membaca lebih tahan terhadap hoaks, manipulasi informasi, dan polarisasi. Literasi membuat publik lebih matang dalam berpikir dan mengambil keputusan.

  1. Kinerja Pendidikan Nasional Meningkat

Jika budaya membaca kuat, capaian PISA, kualitas sekolah, dan kemampuan akademik peserta didik akan meningkat. Ini berpengaruh langsung pada daya saing global Indonesia.

  1. Indonesia Berpeluang Menjadi Literacy Leader ASEAN

Dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara, jika Indonesia unggul dalam literasi, dampaknya akan menjadi standar baru bagi kawasan. Indonesia berpotensi menjadi pusat produksi pengetahuan, riset, serta industri buku terbesar di ASEAN.

Peluang Besar, Tantangan Masih Ada

Kendati mengalami peningkatan, tantangan masih harus dituntaskan, seperti pemerataan akses buku, rendahnya perpustakaan desa yang aktif, keterjangkauan harga buku, hingga kebiasaan membaca yang belum menjadi budaya keluarga.

Namun dengan arah kebijakan yang tepat, dukungan komunitas literasi, dan penguatan ekosistem penerbitan nasional, Indonesia berpotensi besar menjadi pemimpin literasi di Asia Tenggara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *