Foto : Setneg
Penulis: Redaksi Batara.info
BATARA.INFO, Jakarta – Di tengah arus perubahan global yang semakin dinamis, kepemimpinan nasional menjadi faktor penentu dalam merespons tantangan serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Banyak kalangan mulai membandingkan gaya kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan dua proklamator bangsa, Soekarno dan Mohammad Hatta.
Pengamat politik dan sejarah mencermati sejumlah kemiripan dalam pola kepemimpinan empat tokoh tersebut yang patut dianalisis dalam konteks kekinian.
Prabowo dan Soekarno: Nasionalisme dan Kharisma Massa
Prabowo Subianto dikenal memiliki gaya kepemimpinan yang tegas, berorientasi pada kekuatan negara, dan nasionalis—sebuah pendekatan yang mengingatkan pada gaya Bung Karno. Keduanya piawai membangun narasi besar kebangsaan, menggelorakan semangat kemandirian, serta memperkuat posisi geopolitik Indonesia di kancah dunia.
“Pak Prabowo seperti Bung Karno dalam hal membangun visi besar tentang masa depan Indonesia. Dalam forum internasional, keduanya tampil dengan wibawa dan penuh percaya diri,” ujar Dr. Haryo Widodo, dosen ilmu politik Universitas Negeri Jakarta.
Gibran dan Hatta: Rasional, Teknis, dan Adaptif
Di sisi lain, Gibran Rakabuming dinilai memiliki pendekatan teknokratis yang tenang namun efektif, mirip dengan karakter Mohammad Hatta. Baik Gibran maupun Bung Hatta dikenal pragmatis, fokus pada efisiensi pemerintahan dan pembangunan ekonomi berbasis kebutuhan rakyat.
“Gibran seperti Hatta dalam pendekatan manajerialnya. Fokus pada program konkret, seperti pangan murah dan digitalisasi pelayanan publik. Bung Hatta dulu juga menaruh perhatian besar pada ekonomi kerakyatan,” kata Siti Nurjanah, peneliti kebijakan publik dari LIPI.
Kepemimpinan Kombinasi: Jawaban atas Perubahan Global
Menurut para pakar, perpaduan gaya Prabowo-Gibran—yang mencerminkan kombinasi antara karisma-soekarnois dan rasionalitas-hattais—merupakan model kepemimpinan yang cocok di era disrupsi global saat ini.
Dalam konteks ekonomi dan geopolitik, Indonesia dihadapkan pada tantangan seperti inflasi pangan, ketimpangan sosial, krisis energi, serta kompetisi teknologi global. Kepemimpinan yang berani dan berwawasan seperti Prabowo, jika disinergikan dengan eksekusi teknis yang cermat seperti Gibran, dapat menjadi resep strategis untuk menjaga stabilitas sekaligus mempercepat kemajuan.
“Yang kita butuhkan saat ini adalah kombinasi antara idealisme dan realisme. Karakter Prabowo-Gibran yang saling melengkapi itu berpotensi menjadi gaya kepemimpinan masa depan,” jelas Arif Maulana, analis sosial-politik dari Institute Reformasi Nasional.
Menuju Kesejahteraan Rakyat
Pemerintah saat ini tengah mendorong agenda transformasi besar, seperti hilirisasi industri, ketahanan pangan, reformasi pendidikan, dan digitalisasi UMKM. Semua langkah itu diarahkan untuk meningkatkan pendapatan rakyat, membuka lapangan kerja, dan memperkuat daya saing nasional.
Namun, dibutuhkan kepemimpinan yang tidak hanya kuat di atas, tetapi juga mampu mendengarkan aspirasi dari bawah.
“Gaya kepemimpinan yang mendengar, merespons cepat, dan menyeimbangkan idealisme nasional dengan kebutuhan rakyat adalah kunci menuju kesejahteraan,” tutup Haryo.